Selasa, 09 Oktober 2012

BABY Care & MAKANAN & MASAKAN BALITA










Resep Makanan Balita Nasi Gulung Dadar Isi Sosis

Buatkan bekal sekolah balita Anda, nasi gulung dadar isi sosis. Nasi dan sosis di dalam gulungan sushi, akan menjadi modal energi untuknya selama di sekolah.

Bahan:
  • 400 gram, nasi putih.
  • 2 butir telur ayam dijadikan 2 buah tipis, diameter 15 cm.
  • 2 batang sosis sapi, digoreng.
  • ½ sendok teh garam.

Cara membuat:
  • Letakkan selembar telur dadar di atas penggulung sushi yang sudah dilapisi plastick.
  • Bubuhkan nasi di atas telur dadar, ratakan, lalu letakkan 1 batang sosis sapi goreng kemudian gulung padat.
  • Lepaskan penggulung sushi dna plastiknya potong gulungan kea rah melintang setebal 2 cm. ulangi proses pada porsi adonan berikutnya.
  • Susun nasi gulung dalam tempat bekal, lengkapi dengan ptongan sayur sesuai selera.

Sajian resep Nasi Gulung Dadar isi Sosis ini cocoknya di buat musim liburan dan bekal anak sekolah.
Apalagi klo pergi piknik, lebih nikmat makanya dengan mebawa bekal ini.
Sumber: www.ayahbunda.co.id 
 Resep Balita Steak Mobil
Resep Masakan Balita , Steak ini cocok buat bekal balita anda, baik makan pagi dan siang hari.

Bahan:
  • 500 g daging giling 
  • 1 bawang bombai, cincang halus, tumis 
  • 3 siung bawang putih, cincang halus, tumis 
  • 1/2 sdt garam 
  • 1 sdt merica bubuk 
  • 2 lbr roti, rendam dalam 
  • 100 ml susu cair, haluskan 
  • 1 btr telur, kocok sebentar 
  • 6 sdm mentega/margarin 
Saus:
  • 200 ml susu cair 
  • 2 sdm margarin 
  • 2 sdm tepung terigu 
  • 1/2 sdt lada halus 
  • 1/2 sdt pala halus 
  • 1/2 sdt garam 
  • 2 sdm kecap inggris 
Pelengkap:
  • Vegetable mix, tumis sebentar 
Cara Membuat:
  • Campur daging giling, tumisan bawang bombai dan bawang putih, garam, merica, telur, dan roti. Aduk rata. 
  • Cetak dengan cetakan mobil-mobilan yang telah dioles dengan minyak sayur, kukus selama 10 menit. 
  • Panaskan margarin atau mentega, goreng steak hingga matang. Angkat. 
  • Membuat saus: Panaskan margarin, tumis tepung terigu hingga menggumpal. Tuang susu cair sedikit demi sedikit, sambil diaduk rata. Masukkan bumbu lain, aduk rata hingga matang. Angkat. 
  • Sajikan steak dengan saus dan bahan pelengkap, hias sedemikian rupa hingga menyerupai mobil-mobilan. 

Untuk 6 porsi.

Nilai gizi per porsi:
Energi: 241 Kkal
Protein: 18,3 g
Lemak: 13,1 g
Karbohidrat: 11,5 g

Demikian Sajian Makanan Balita, Semoga menjadi menu  menu bergizi seimbang untuk si Kecil.
Sajikan kepadayang terbaik buat Anak, buah hati anda

Sumber :  www.tabloid-nakita.com 


Resep Makanan Balita Bola Kentang Brokoli
Brokoli adalah salah satu jenis sayuran yang susah untuk diberikan kepada si Kecil, padahal kandungan nutrisinya tinggi.

Bahan :
  • 1/2 sdm minyak sayur 
  • 1 siung bawang putih 
  • 1 sdm bawang bombay cincang 
  • 25 g daging sapi giling tanpa lemak 
  • 2 sdt tepung terigu serbaguna 
  • 100 ml susu cair 
  • 50 g brokoli, rebus, cincang halus 
  • 100 g kentang, kukus, kupas, haluskan 
  • 25 g keju cheddar parut 
  • 1/4 sdt merica bubuk 
  • 1 putih telur ayam, kocok lepas 
  • 5 sdm tepung roti halus 

Cara Memasak :
1. Panaskan minyak, tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum.
2. Masukkan daging sapi giling, aduk hingga berubah warna.
3. Masukkan terigu dan susu, aduk rata hingga mengental dan daging matang. Tambahkan brokoli dan kentang, aduk rata.
4. Bubuhi keju parut dan merica, aduk rata. Angkat.
5. Ambil 1 sdm adonan. Celup ke dalam putih telur, lalu baluri tepung roti. Sisihkan di lemari es hingga padat. 6. Goreng dalam minyak banyak dan panas hingga kecokelatan. Angkat, tiriskan.
7. Sajikan hangat.

 Tip :
• Menyimpan sebentar dalam kulkas tujuannya agar adonan bola-bola lebih padat dan tidak hancur saat digoreng.
• Brokoli bisa diganti dengan buncis cincang.
• Menyimpan adonan yang sudah dibaluri tepung roti tak perlu terlalu lama, cukup sekitar 10 menit. Fungsinya untuk lebih merekatkan adonan tepung roti agar saat digoreng tidak mudah lepas.Jika sedang dalam keadaan terburu-buru, langkah ini boleh tidak dilakukan.

Semoga sajian resep makanan Bola Kentang brokoli cocok buat balita anda. Selamat mencoba.

Sumber : www.clubnutricia.co.id

  Resep Bubur Sumsum Pandan

Bubur dari tepung beras ini rasanya lembut gurih dengan selingan gula merah yang legit. Tambahan air daun pandan suji membuat aromanya wangi. Enak dimakan dingin ataupun hangat. Yuk, bikin buat berbuka nanti!

Bahan:

  • 150 g tepung beras
  • 500 ml santan
  • 100 g gula pasir
  • 2 sdm air daun pandan suji
  • ½ sdt garam
Saus gula merah:
  • 200 g gula merah, sisir halus
  • 2 sdm gula pasir
  • 1 lembar daun pandan, potong-potong

Cara membuat:
  •     Larutkan tepung beras dengan sedikit santan.
  •     Masak sisa santan bersama gula pasir, air daun pandan suji dan garam hingga panas.
  •     Tuangi larutan tepung beras, aduk-aduk hingga adonan mengental. Angkat.
  •     Saus gula merah:
  •     Rebus semua bahan menjadi satu hingga gula larut dan mendidih.
  •     Angkat lalu saring dan diamkan hingga dingin.
  •     Sajikan bubur dengan Sausnya.


Sajian bubur sum sum pandan cocok buat takjil berbuka puasa nanti. Selain mani rasanaya cocok buat anak-anak dan penderita maaq.
Selamat menikmatin

Sumber : food detik.com

Resep Makanan Balita Steak Panda
              Resep  Steak ini cocok buat bekal balita anda, baik makan pagi dan siang hari. 

Bahan:
  • 250 g daging kakap, haluskan 
  • 50 g wortel, serut halus 
  • 3 lbr jamur kuping, rendam, iris halus 
  •  50 g bengkuang, serut halus
  •  1 sdt merica bubuk 
  • 1/2 sdt garam 1 sdt kaldu sapi bubuk 
  • 2 siung bawang putih, cincang halus 
  • 1/2 bawang bombai, cincang halus, tumis hingga layu 
  • 30 g tepung maizena 
  • 2 kuning telur  
  • 4 sdm mentega, untuk menggoreng 
Olesan:
  • campur dan aduk rata 1 sdm kecap manis 
  • 1 sdm saus teriyaki, siap pakai 
  • 1 sdm saus tomat 
  • 1 sdm mentega, cairkan 
Pelengkap:
  • Kentang goreng 
Cara Membuat:
  • Campur ikan, wortel, jamur kuping, bengkuang, merica, garam, kaldu bubuk, bawang putih, dan bawang bombai. Aduk rata
  • Tambahkan maizena dan kuning telur, aduk hingga lembut dan rata.
  • Masukkan adonan ke dalam cetakan berbentuk panda. Kukus selama 30 menit. Angkat dan dinginkan. 
  • Lumuri steak dengan bahan olesan.
  • Panaskan wajan antilengket, cairkan mentega dan goreng steak hingga matang. 
  • Sajikan steak panda dengan kentang goreng atau nasi hangat. 

Untuk 4 porsi

Nilai gizi per porsi:
 Energi: 112 Kkal
Protein: 13,3 g
Lemak: 12,1 g
Karbohidrat: 5,3 g

Demikian Sajian Makanan Balita, Semoga menjadi menu  menu bergizi seimbang untuk si Kecil.
Sajikan kepadayang terbaik buat Anak, buah hati anda
Sumber :  www.tabloid-nakita.com
Resep Makanan Balita Sandwich Telur 

Kreasikan menu ini dengan bentuk potongan lucu yang menarik perhatian si Kecil. Ia bisa belajar menggenggam dan menyuapkan sendiri makanannya. Pastikan Anda mengawasinya agar ia tidak tersedak. 

Bahan :
  • 1/2 sdm mentega tawar 
  • 1 sdt bawang bombay cincang 
  • 1/4 buah tomat, cincang halus 
  • 1 butir telur ayam, kocok lepas 
  • 1/8 sdt merica bubuk 
  • 1/8 sdt garam 
  • 1 sdm mayones 
  • 2 lembar roti tawar, buang pinggirnya 

Cara Memasak :
1. Panaskan mentega, tumis bawang bombay hingga layu. Masukkan tomat, aduk rata hingga tomat layu.
2. Masukkan telur, aduk cepat hingga adonan berbutir-butir dan matang.
3. Bubuhi merica dan garam, aduk rata. Angkat.
4. Olesi permukaan roti dengan mayones, letakkan tumisan telur di salah satu roti, ratakan.
5. Tangkup dengan 1 lembar roti lain, tekan perlahan untuk memadatkan.
6. Potong-potong ke dalam bentuk yang lucu. Sajikan.

Demikian Sajian Makanan Balita, Semoga menjadi menu  menu bergizi seimbang untuk si Kecil.
Sajikan kepadayang terbaik buat Anak, buah hati anda

Sumber :  www.clubnutricia.co.id 


SARDEN CHEESE SANDWICH

Bahan:
  • 4 lbr roti tawar gandum
  • 200 gr sarden siap santap, tiriskan dari saus dan panggang sebentar
  • 50 gr bawang bombai, cincang
  • 2 btr telur rebus, iris-iris
  • 50 gr tomat, iris tipis
  • 100 gr keju cheddar parut
  • Lettuce secukupnya
  • Mayonise secukupnya


Cara membuat sarden cheese sandwich:
  1. Panggang roti tawar gandum diatas pan tanpa dioles mentega sampai kecoklatan
  2. Olesi mayonise sampai rata
  3. Campur jadi satu: sarden, bawang bombai, telur, tomat, keju dan mayonise. Aduk rata
  4. Ambil 1 lembar roti, alasi dengan lettuce. Letakkan campuran sarden lalu tutup dengan lettuce dan terakhir tutup dengan roti tawar gandum
  5. Bila suka, bisa menyemprotkan mayonise diatas permukaan sandwich 
  6. Nasi putih hangat dipadu dengan lezatnya tauge dan jamur yang penuh gizi. Semuanya dalam satu mangkuk. Hmmmm...sudah terbayang lezatnya.

    Bahan:
    400 gram nasi putih hangat.
    100 gram tauge besar, buang ekornya, cuci.
    100 gram jamur shitake segar, cuci, iris tipis.
        2 ekor cumi-cumi, kupas, potong ukuran 2x3 cm, kerat.
       ½ buah bawang bombai, cincang halus.
        2 siung bawang putih, cincang halus
        1 sendok makan kecap manis.
       ½ sendok teh garam.
       ½ sendok teh gula pasir.
        1 sendok makan minyak goreng.

    Cara membuat:
  7. Panaskan minyak goreng, tumis bawang bombai dan bawang putih hingga harum.
  8. Masukkan cumi, masak sambil diaduk hingga berubah warna.
  9. Tambahkan tauge, jamur, garam, kecap manis dan gula pasir. Masak hingga bahan matang, angkat.
  10. Masukkan 100 gram nasi dalam mangkuk, tambahkan ¼ bagian tumisan tauge jamur di atasnya. Sajikan hangat.
untuk 4 porsi

 

Bayi Lahir Normal Punya IQ Lebih Tinggi


Jakarta- Bayi yang lahir secara normal memiliki IQ lebih tinggi daripada bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar.
Para ilmuwandari Yale University di Amerika Serikat menjelaskan, karena wanita yang melahirkan secara alami mengalami peningkatan protein lebih tinggi dalam otak bayinya yang sangat berdampak pada tingkat kecerdasan si bayi kelak.
Peningkatan tingkat protein, yang disebut pada bayi yang dilahirkan secara alami akan membantu perkembangan memori jangka pendek dan panjang mereka - komponen kunci dari IQ manusia - saat mereka tumbuh dewasa.
Seperti dilansir dari dailymail, penemuan dilakukan setelah mempelajari wilayah hippocampus pada otak tikus yang lahir secara alami dan dengan operasi caesar.
Hasilnya, tikus yang lahir dengan operasi Caesar memiliki tingkat UCP2,lebih rendah dan mengalami 'gangguan perilaku dewasa'.
Tak hanya itu, operasi Caesar dianggap juga dapat meningkatkan risiko perdarahan internal dan menyebabkan masalah hubungannya dengan kesuburan di masa depan.

Penulis studi Dr Tamas Horvath, dalam temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE berkata, "Hasil ini menunjukkan peran potensial kritis UCP2 dalam pengembangan yang tepat dari sirkuit otak dan perilaku terkait.”

"Peningkatan prevalensi caesar didorong oleh kenyamanan daripada kebutuhan medis mungkin memiliki efek yang berlangsung tak terduga sebelumnya pada perkembangan otak dan fungsi pada manusia juga,' ujarnya lagi.

Dia menambahkan: "Kami menemukan bahwa kelahiran alami dipicu ekspresi UCP2 dalam neuron yang terletak di wilayah hippocampus dari otak.”

'Ini berkurang pada otak tikus yang lahir melalui bedah Caesar. Melumpuhkan gen UCP2 atau kimia menghambat fungsi UCP2, mengganggu diferensiasi neuron hipokampus dan sirkuit, dan perilaku orang dewasa yang berhubungan dengan gangguan fungsi hippocampus," bebernya.(sumber:inilah.com)
http://www.bioenergicenternews.com

Tips Mengatasi Si Kecil Yang Suka Ngompol

 Pada usia lima tahun, anak seharusnya sudah bisa mengatur panggilan alaminya untuk ke toilet. Andai ia masih kesulitan dengan urusan buang air kecil, segeralah beri bantuan. Jika tidak diatasi, bukan cuma pengasuh yang akan kerepotan, anak juga bisa merasakan dampak negatif dari ketidakmampuannya mengontrol desakan untuk pipis.

Psikolog Sani B Hermawan menjelaskan, idealnya setelah usia lima tahun anak harus berhenti mengompol. Sebab, pada usia lebih dari 18 bulan saja anak sudah mulai bisa diajak untuk beralih dari popok ke toilet. Ketika itu, otot-otot kandung kemihnya sudah lebih matang.
Pada usia tersebut, anak umumnya juga bisa memahami perintah sederhana. Dia pun mampu menahan kemih selama dua sampai tiga jam. Amati saja siklus pipisnya. Sediakan potty chair yang nyaman dan menarik. Lalu, dengan cara yang menyenangkan, ajak anak berkemih.
Bagaimana dengan anak yang lebih besar namun masih suka mengompol? ”Penyebabnya beragam, termasuk pola asuh orang tua yang salah dan orang tua tidak konsisten,” paparnya.
Selain itu, anak tidak menjalankan konsekuensi atau hukuman yang diberikan orang tua ketika ia mengompol. “Ini karena anak malas, tidak mau mematuhi peraturan,” tambahnya. Tak hanya itu, anak yang terlalu capai pada siang hari juga bisa memicu ia mengompol pada malam harinya. “Ini karena aktivitasnya memacu gerakan peristaltiknya,” ujarnya.
Penyebab lain, bisa karena anak terlalu banyak mengonsumsi soda. Tetapi, anak mengompol, menurut Sani, juga bisa karena ada kelainan organ dalam anak. “Coba amati mana penyebab yang paling sesuai dengan kondisi anak dan berikan bantuan yang tepat.”
Bagaimana anak yang suka mengompol pada siang hari? Anak membasahi celananya pada siang hari biasanya karena ia menahan pipis. Kemungkinan besar dia malas, takut, atau sedang asyik bermain. Konsistensi peng asuh dibutuhkan agar anak tidak melulu mengandalkan popok.
Lalu, bagaimana cara mengatasi anak yang masih suka mengompol? Kebiasaan mengompol pada anak bukanlah hal yang mudah. Diperlukan peran yang kuat dari orang tua dan anak itu sendiri. “Untuk mengatasi anak agar tidak mengompol perlu dilakukan toilet training,” kata Sani.
Toilet training adalah cara anak untuk mengontrol kebiasaan buang air kecil. Proses ini membutuhkan waktu, pengertian, dan kesabaran. Yang paling penting diingat adalah orang tua tidak bisa mengharapkan dengan cepat si anak langsung bisa menggunakan toilet. “Tetapi, pada usia lima tahun, training ini harus sudah berhasil dilakukan,” ucap Sani.
Kalau tidak berhasil, anak akan alami gangguan psikologis. Anak menjadi tidak percaya diri menyusul celana basahnya. “Itu sebabnya kemampuan berkemih di toilet dianggap sebagai pencapaian besar bagi anak,” ujar Sani. Nah, di bawah ini ada beberapa tips yang baik bagi anak yang suka ngompol:
1. Sebelum tidur ajak anak buang air kecil terlebih dahulu.
2. Bangunkan anak setelah tidur pada malam hari untuk buang air kecil. Jika jam tidur anak delapan jam, bangunkan anak 4 jam setelah tidur.
3. Kurangi minum soda. Soda mengandung bahan perangsang metabolisme yang memicu anak berkemih.
4. Perbanyak minum air putih.
5. Berikan konsekuensi pada anak yang suka mengompol. Ajak anak mencuci bekas ompol, angkat seprai, dan celana bekas ompol. Harus ada kesadaran bahwa ada konsekuensi kalau anak mengompol.
6. Gunakan alarm anti mengompol. Misalnya, pada jam tertentu ajarkan anak buang air di kamar mandi. Untuk anak yang agak besar akan mengerti, tetapi untuk anak yang kecil tentu sangat menantang. Mereka harus selalu diingatkan.
7. Orang tua harus mau capai mengingatkan anaknya untuk buang air kecil di kamar mandi setiap satu jam atau satu jam setengah pada siang hari. Pada malam hari, orang tua harus rajin bangun untuk mengingatkan anak buang air kecil. Ini akan membuat anak tidak malas buang air kecil.
8. Orang tua juga harus peka, pantau anak yang sudah mulai gelisah ketika hendak buang air kecil. Saat itu segera bawa anak ke kamar mandi.
9. Harus ada kerja sama dan bagi tugas antara suami dan istri.
10. Jangan biarkan anak buang air kecil di kasur atau di celana dengan memberikan anak popok
 sumber: http://www.kumpulantips.net

Salah satu pe er ortu yang punya toddler adalah melatih anaknya agar dapat lulus untuk urusan ke belakang sendiri, baik number 1 (pee) ataupun number 2 (poop). --> Potty trainig

Silent Night

12/22/2012
 
Picture Silent night, holy night.

Sleep in heavenly peace

 
This solstice night is long.  And I thank whatever god is out there for that.  It was a brilliant plan in whatever creation event(s) that were thrown out here.

To have one very long night every year. 

A Blessed silence…longer than all year.  Just once a year. 



As I write...one tear down my face.  Just one is needed tonight.

It illustrates to me, my open, open, partially broken, very full, beating heart.
On this shortest day I was asked to be present to a poignant blend of excruciating pain, brilliant delight, quiet comfort and gentle, new beginnings…a full pallet of human condition.

One of the creators must have had the idea that in this small corner of the universe, my heart would have enough hope to hold a few folks who are in some primal pain.

The instruction was simply to offer love.

I can never say no to love. 

I thank the creators for the brilliance to at least give me a very long night in the wake of today.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

I don’t believe in original sin.

As a little girl and into my 30’s I pondered that concept endlessly.  I asked religious people about it from all denominations for over two decades.  It was my burning question of life.  I thought about it all the time as I wandered in my earlier life and witnessed so many people in so much pain.

And I saw how that pain translated into actions of unkindness of many kinds.

But when I really looked into most people’s eyes…something I tried to do as often as I could,  I saw mostly confusion and pain.

Not sin…whatever that is.  If I couldn’t believe in sin and couldn’t understand it, and if pain and suffering were what I experienced and understood as the root-cause of unkindness, I came to the conclusion that sin doesn’t even exist.

Then I figured out that probably religions just made a Grand Mistake and really meant to write something different. 

I really do think that the concept of sin was nothing more than a tragic typographic error in translation…a mis-read spelling of Pain.

And that if we could press  ‘rewind’ of a couple of millennia of lifetimes, replace the concept of sin with human pain, humanity would turn out pretty differently. 

Because what I have seen over and over is that people let Sin represents blame, and pain is simply a divine and exquisite opportunity for love and compassion.

I think someone got the translation of pain wrong. 

I’m convinced.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

I am blessed to receive babies into the world and into the arms and hearts of their families. 

I see first expressions…first impressions...in the eyes of new babies. 

And I have never, ever seen sin in those faces.  Not even close. 

I have seen confusion, overwhelm, calm, curiosity, wonder, fear and even pain. 

Never sin. 

When a baby is born into my hands I pray a prayer of love. 

That there will not only be enough love in their life, but enough love in their family’s life and their friend’s life and the friends of their family’s life and their teacher’s life….and so on.

Because Love is what Pain is really seeking.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Today, life took me back to the beginning of my ponderings of human suffering and pain and sin and love and humanity.

And in the exact middle of Life and my Pondering, as Karen and I were driving from one Human Condition to another in our work day, down a muddy Vermont back road, hearts broken from the impossibility of Primal Pain…

A rainbow. 

In winter.

It didn’t make it better.  Just gave us enough of a smile to finish the day.

Because who ever thinks of rainbows in winter?
http://www.gentlelanding.com
 http://www.infodokterku.com
http://www.nutriclub.co.id


KENALI WARNA DAN BENTUK FESES BAYI

http://mommygadget.comPola buang air kecil (BAK) setiap bayi berbeda-beda – sangat dipengaruhi oleh seberapa sering ia makan. Hingga usia 3 bulan, biasanya bayi akan BAK setiap jam. Selanjutnya, hingga ia berusia 12 bulan, selang waktunya akan bertambah menjadi setiap 2-3 jam. Yang perlu Anda waspadai adalah jika Anda menemukan kasus-kasus berikut pada buah hati Anda:
  • Dalam 24 jam BAK-nya tidak sampai 3 kali
  • Warna urine berubah menjadi pucat
  • Terdapat darah pada urine
  • Terlihat ia kesakitan setiap kali BAK

Pola Buang Air Besar (BAB)

Jangan kaget lho, ternyata frekuensi BAB pada bayi sangat bervariasi. Ada yang BAB-nya 4-10 kali tiap harinya, ada juga bahkan yang sebaliknya – hanya 1 kali setiap 3-4 hari. Ketika usia si kecil beranjak 1 bulan, maka frekeuensi BAB-nya biasanya kurang dari 4 kali setiap harinya, bahkan bisa hanya 1 kali dalam seminggu. Semua ini masih tergolong normal…
Silahkan baca juga: Susah Buang Air Besar (Sembelit) pada Bayi

Warna dan Konsistensi Feses

Mengenai warna dan konsistensi feses/tinja bayi, keduanya dipengaruhi oleh cara makan dan bahan makanan yang dikonsumsinya. Jika bayi Anda dalam masa ASI Eksklusif, biasanya konsistensinya lembek, berair, berwarna kuning tua dan berbiji-biji. Jika ia meminum susu formula, biasanya fesesnya lebih padat dan berwarna kecoklatan.
Terkadang bayi terlihat mengejan hingga wajahnya memerah ketika BAB, bahkan ada yang sampai menangis. Reaksi seperti ini tergolong normal kok. Yang penting, perhatikan konsistensi fesesnya – bila tidak keras, berarti ia tidak sembelit. Sebaliknya, bila fesesnya keras, kering dan sulit dikeluarkan, maka itu pertanda konstipasi/sembelit, walaupun frekuensi BAB-nya bisa saja beberapa kali dalam sehari.
Bayi yang mengkonsumsi ASI jarang menderita sembelit…

Diare

Bayi yang menderita diare, selain frekuensi BAB-nya sering, fesesnya juga sangat lembek, bahkan berair dan keluar seperti menyemprot. Ia beresiko mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).
Terakhir, hubungi dokter jika:
  • Sering BAB, fesesnya cair dan banyak
  • Feses sangat berair dan berbau
  • Anus dan sekitarnya memerah
  • Feses berwarna sangat pucat
  • Terdapat darah segar di popok
Frekuensi yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai bila warnanya putih atau disertai darah. Kegiatan buang air besar pada bayi kadang membuat khawatir orang tua. Warna, bentuk dan polanya yang berbeda dengan orang dewasa inilah yang kerap menimbulkan kecemasan. Sebelum kita menjadi cemas, berikut penjelasan dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, tentang feses bayi.
WARNA
Umumnya, warna-warna tinja pada bayi dapat dibedakan menjadi kuning atau cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi, dapat dideteksi dari warna-warna tinja tersebut.
Kuning
Warna kuning diindikasikan sebagai feses yang normal. Kata Waldi, warna feses bayi sangat dipengaruhi oleh susu yang dikomsumsinya. “Bila bayi minum ASI secara eksklusif, tinjanya berwarna lebih cerah dan cemerlang atau didominasi warna kuning, karenanya disebut golden feces. Berarti ia mendapat ASI penuh, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI belakang).”
Warna kuning timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.
Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu, warna ini tidak boleh terus-menerus muncul. “Ini berarti cara ibu memberikan ASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk-nya tidak.” Kasus demikian umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan, ASI belakang (hindmilk) akan terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. “Lemak ini yang membuat tinja menjadi kuning.”
Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu), sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tapi hijau kuning, hijau dan kuning, bergantian. “Ini berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplet. Nah, ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus.”
Sayangnya, disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk, anak sudah telanjur diberi susu formula hingga kenyang. Akibatnya, ia hanya mendapat ASI foremilk saja.
Waldi menyarankan, “Berikan ASI secara eksklusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberiannya agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk.” Kiatnya mudah; susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI di situ habis, baru pindah ke payudara berikutnya.
Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.
Jika bayi sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. “Jadi, tinggal dites saja, asalnya dari mana? Dari darah ibu atau darah bayi.” Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinannya hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan. Kalau ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi.
“Darah ini sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler, karena makanan bayi, kan, belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor.” Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain, seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
Putih/Keabu-abuan
Waspadai segera jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. “Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai tinja, dan ini tidak boleh terjadi karena sudah ‘lampu merah’.” Waldi menegaskan, bila bayi sampai mengeluarkan tinja berwarna putih, saat itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus diselesaikan sebelum bayi berumur tiga bulan. Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segera melakukan USG pada hati dan saluran empedunya.
“Yang sering terjadi, ibu terlambat membawa bayinya. Dipikirnya tinja ini nantinya akan berubah. Padahal kalau dibiarkan, dan bayinya baru dibawa ke dokter sesudah berumur di atas tiga bulan, saat itu si bayi sudah tidak bisa diapa-apakan lagi karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Pilihannya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengobatan yang sangat mahal di Indonesia.”
BENTUK
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan.
Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Makanya bayi yang mengonsumsi susu formula, kadang suka bebelan (susah buang air besar, Red), sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. “Bisa jadi si bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu itu tercemar bakteri yang mengganggu usus.”
Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang-seling susu formula. Misalnya, akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari ASI atau susu formula.
“Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaannya memang belum sempurna. Tetap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah, atau keluhan lain, dan jumlahnya sangat banyak serta mancur, berarti memang ada masalah dengan bayi. Ia harus segera dibawa ke dokter.
FREKUENSI
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu, karena frekuensi BAB bayi tidak sama dengan orang dewasa. Kalau ibu mungkin sehari cuma sekali, jadi kalau anaknya sampai lima kali sehari, ini sudah membuat cemas.”
Padahal frekuensi BAB setiap bayi berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. “Itu karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di empat atau lima minggu pertama, dalam sehari bisa lebih dari lima kali atau enam kali. Enggak masalah, selama pertumbuhannya bagus.”
Bayi yang minum ASI eksklusif, sebaliknya bisa saja tidak BAB selama dua sampai empat hari. Bahkan bisa tujuh hari sekali. Bukan berarti ia mengalami gangguan sembelit, tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik. Feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir, atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan berat badan bayi.
“Jadi yang penting lihat pertumbuhannya, apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus. Kalau tiga hari belum BAB, dan bayinya anteng-anteng saja, mungkin memang belum waktunya BAB.”
Harus BAB Dalam 24 Jam Pertama
Bayi yang pencernaannya normal, akan BAB pada 24 jam pertama setelah dilahirkan. BAB pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijau-hijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel-sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama ia dalam kandungan.
BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak. “Ada penyakit yang bisa ditentukan dengan melihat apakah BAB pertama dalam 24 jam terjadi atau tidak,” kata Waldi. Contohnya, penyakit Hirschsprung yang merupakan gangguan pengeluaran tinja akibat tidak adanya syaraf tertentu pada usus sebelah bawah.
BAB ini juga bisa dijadikan patokan oleh dokter kalau bayi mengalami masalah pencernaan di kemudian hari. Misalnya, kalau BAB tidak lancar di minggu berikut. “Bila catatan menunjukkan bahwa si bayi melakukan BAB pada kurun 24 jam sesudah lahir, dokter akan mengesampingkan kemungkinan Hirschsprung atau penyumbatan. Jika tidak, dokter akan memikirkan kemungkinan-kemungkinan ini, dan biasanya jawabannya adalah operasi.”
Itulah sebabnya, penting bagi para ibu yang habis bersalin untuk menanyakan pada suster/bidan apakah bayinya sudah BAB dalam waktu 24 jam. Jangan lupa mengingatkan suster/bidan untuk mencatatnya di buku anak, karena catatan ini penting di kemudian hari.
Sumber: http://nieza.multiply.com
Artikel Terkait:

http://www.rahasiakeluarga.com
Frekuensi yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai bila warnanya putih atau disertai darah. Kegiatan buang air besar pada bayi kadang membuat khawatir orang tua. Warna, bentuk dan polanya yang berbeda dengan orang dewasa inilah yang kerap menimbulkan kecemasan. Sebelum kita menjadi cemas, berikut penjelasan dr.Waldi Nurhamzah, Sp.A, tentang feses bayi.
WARNA
Umumnya, warna-warna tinja pada bayi dapat dibedakan menjadi kuning atau cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi, dapat dideteksi dari warna-warna tinja tersebut.
Kuning
Warna kuning diindikasikan sebagai feses yang normal. Warna feses bayi sangat dipengaruhi oleh susu yang dikomsumsinya. “Bila bayi minum ASI secara eksklusif, tinjanya berwarna lebih cerah dan cemerlang atau didominasi warna kuning, karenanya disebut
golden feces. Berarti ia mendapat ASI penuh, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI belakang).” Warna kuning timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu, warna ini tidak boleh terus-menerus muncul. “Ini berarti cara ibu memberikan ASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk-nya tidak.” Kasus demikian umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah. Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan, ASI belakang (hindmilk) akan terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. “Lemak ini yang membuat tinja menjadi kuning.” Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu), sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik). Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tapi hijau kuning, hijau dan kuning, bergantian. “Ini berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplet. Nah, ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus.” Sayangnya, disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk, anak sudah telanjur diberi susu formula hingga kenyang. Akibatnya, ia hanya mendapat ASI foremilk saja. Waldi menyarankan, “Berikan ASI secara eksklusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberiannya agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk.” Kiatnya mudah; susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI di situ habis, baru pindah ke payudara berikutnya.
Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Jika bayi sempat mengisap darah, ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. “Jadi, tinggal dites saja, asalnya dari mana? Dari darah ibu atau darah bayi.” Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinannya hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan. Kalau ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi. “Darah ini sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler,karena makanan bayi, kan, belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor.” Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain, seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
Putih/Keabu-abuan
Waspadai segera jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. “Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai tinja, dan ini tidak boleh terjadi karena sudah ‘lampu merah’.” Waldi menegaskan, bila bayi sampai mengeluarkan tinja berwarna putih, saat itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus diselesaikan sebelum bayi berumur tiga bulan. Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segeramelakukan USG pada hati dan saluran empedunya. “Yang sering terjadi, ibu terlambat membawa bayinya. Dipikirnya tinja ini nantinya akan berubah. Padahal kalau dibiarkan, dan bayinya baru dibawa ke dokter sesudah berumur di atas tiga bulan, saat itu si bayi sudah tidak bisa diapa-apakan lagi karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Pilihannya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengobatan yang sangat mahal di Indonesia.”
BENTUK
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan.Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa
seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Makanya bayi yang mengonsumsi susu formula, kadang suka bebelan (susah buang air besar, Red), sedangkan yang mendapat ASI tidak. Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. “Bisa jadi si bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu itu tercemar bakteri yang mengganggu usus.” Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang-seling susu formula. Misalnya, akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari ASI atau susu formula. “Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaannya memang belum sempurna. Tetap susui bayi agar ia
tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah, atau keluhan lain,dan jumlahnya sangat banyak serta mancur, berarti memang ada masalah dengan bayi. Ia harus segera dibawa ke dokter.
FREKUENSI
Seberapa sering bayi pup & pipis?
Jika terlalu sering atau kelewat jarang berarti ada sesuatu yang tak beres.
Frekuensi buang air besar (BAB) dan kecil (BAK) bayi berkaitan erat dengan asupan yang masuk. Buktinya, antara bayi yang mendapat ASI dan tidak berbeda pula frekuensi pup dan pipisnya. Kok bisa seperti itu? Lalu, bagaimana frekuensi yang normal? Simaklah penjelasan dari dr. Eva J. Soelaeman, SpA.
BAYI YANG MENYUSU ASI:
Usia 0-6 Bulan:
Frekuensi BAB normal:
Sehari 1-7 kali atau bahkan hanya 1-2 hari sekali. Dengan catatan berat badan bayi terus bertambah sesuai grafik normal yang tertera pada Kartu Menuju Sehat/KMS. Jika yang terjadi sebaliknya, si kecil harus menjalani pemeriksaan dokter.
Frekuensi BAB tidak normal:
* Setelah 2 hari tidak BAB atau BAB tiga hari 1 kali. Kondisi ini perlu dikonsultasikan pada dokter. Biasanya dokter akan melihat kondisi perut bayi, kembung atau tidak, keadaan feses, berat badan, dan tumbuh kembang bayi. Beberapa kemungkinan penyebab bayi jarang BAB adalah:
* Faktor makanan ibu. Misal, ibu menyusui sedang mengonsumsi obat-obatan/jamu. Akibatnya bayi yang memperoleh asupan makanan dari ASI ibu ikut “merasakan” dampak obat itu. Asal tahu saja, beberapa obat/jamu bisa membuat gerak/kerja usus menjadi lambat. Kondisi ini yang pada akhirnya membuat bayi mengalami sembelit.
* Masalah pada sistem pencernaan bayi. Misal, ususnya tersumbat atau melintir.
* Lebih dari 7 kali sehari. Frekuensi BAB yang lebih sering dari biasanya dapat disebabkan faktor makanan ibu. Contoh, ibu menyusui yang mengonsumi makanan pedas atau makan yang mengandung serat tinggi dapat membuat bayinya jadi lebih sering pup.
BAYI YANG TIDAK MENYUSU ASI
Usia Usia 0-6 bulan
Frekuensi BAB yang normal:
Sekitar 3-4 kali sehari sampai hanya 1-2 hari sekali. Kenapa frekuensi BAB-nya lebih jarang dari bayi yang menyusu ASI? ASI seperti diketahui sangat mudah dicerna oleh bayi. Namun tidak begitu dengan susu formula yang lebih sulit dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan bayi. Inilah yang menyebabkan kenapa bayi yang menyusu ASI jarang mengalami kegemukan, sementara “bayi susu formula” kerap kelebihan berat badan.
Frekuensi BAB yang tidak normal:
Bila feses bayi encer dan frekuensinya lebih dari 10 kali per hari disertai penurunan berat badan
Usia 6 bulan ke atas
Frekuensi BAB normal:
Biasanya 3-4 kali sehari atau 2 hari sekali. Setelah anak menginjak 4 tahun, frekuensi BAB-nya sudah seperti orangtuanya, yakni satu sampai dua kali sehari.
Frekuensi BAB tidak normal:
* Lebih dari 4 kali sehari disertai gejala-gejala lain. Misalnya, bayi BAB sampai 6 kali sehari. Ini bisa dijadikan alarm bagi orangtua bahwa kondisi si kecil sedang tidak sehat. Coba perhatikan apakah bayi juga rewel atau gelisah? Jika ya, kemungkinan ada sesuatu yang tidak beres pada pencernaannya. Untuk menelusuri penyebabnya, ingat-ingat apa menu makanannya hari itu hingga 2 hari sebelumnya; apakah terlalu banyak serat? Terlalu banyak diberi buah/sayuran mungkin. Bayi yang terlalu banyak mengonsumsi serat berpotensi untuk lebih sering BAB dan akhirnya menjadi kurus. Sebab apa yang dikonsumsinya lebih banyak yang dikeluarkan ketimbang yang diserap.
Dua kali dalam kurun waktu tujuh hari atau kurang. Kemungkinan bayi mengalami konstipasi/sembelit atau pemampatan feses di usus besar. Hati-hati, jika feses yang keras membuat anusnya luka dan si kecil mengalami trauma sehingga enggan untuk buang air besar yang berikutnya.
Penyebab konstipasi:
* Bisa jadi bayi terlalu banyak minum susu dan kurang mendapat makanan padat serta kurang minum air putih.
* Kurang serat/kurang mengonsumsi sayuran atau buah-buahan.
Cara mengatasinya, penyebab pertama bisa diatasi dengan mengurangi asupan susu formula pada bayi dan menggantikannnya dengan memperbanyak asupan makanan padat sesuai usianya. Sementara yang kedua, tentu bayi harus lebih banyak diberi makan buah-buahan, sayuran, dan tak lupa banyak minum air putih. Bila kondisi ini tidak mengalami perbaikan, amat bijak bila si kecil diperiksakan ke dokter.
FREKUENSI BAK
Dalam sehari, normalnya bayi buang air kecil sekitar 3-4 kali. Namun, sebetulnya frekuensi BAK tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Jika lebih dari itu oke-oke saja. Kecuali bila pipisnya sangat sering (lebih dari 10 kali/hari) atau jarang sama sekali. Dalam artian selama tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau bayi menjadi lesu dan rewel, tak perlu terlalu mempermasalahkannya. Apalagi sampai khawatir bayi terkena diabetes militus karena DM pada anak, apalagi bayi sangat jarang terjadi.
Namun waspadai bila frekuensi BAK bayi jarang/menjadi jarang. Misalnya, satu hari hanya sekali padahal biasanya bisa 4 kali. Atau sejak lahir si kecil memang jarang pipis padahal asupan cairannya mencukupi. Beberapa penyebab frekuensi BAK yang jarang adalah:
Bayi mengalami kekurangan cairan. Ini bisa karena ibu yang menyusui kurang banyak minum atau bayi sedang mengalami muntah-muntah atau berkeringat berlebihan. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan banyak memberi asupan cairan pada bayi. Ibu menyusui, misalnya, mesti banyak minum. Namun untuk kasus muntah-muntah, sebaiknya bayi segera dibawa ke dokter untuk mencari penyebabnya dan mencegahnya dari dehidrasi.
Pada bayi laki-laki, coba perhatikan ujung kulupnya apakah terlihat kecil atau tidak. Bila ya, bisa jadi ia mengalami phymosis (ujung kulup kecil) sehingga menyebabkannya jarang BAK. Sebagai solusi biasanya dokter akan melakukan pembesaran dengan cara sunat. Kondisi ini perlu diatasi segera karena jika dibiarkan bisa menimbulkan infeksi pada saluran kencing bayi.
Sukar pipis pada bayi perempuan bisa disebabkan infeksi pada organ intimnya meski bisa juga BAK-nya justru jadi lebih sering. Sebagai pecegahan, sehabis BAK, lubang kencing dan daerah sekitarnya mesti langsung dibersihkan. Sisa air seni bisa mengendap di lipatan-lipatan sekitar kelaminnya dan menimbulkan infeksi. Perha-tikan juga teknik menceboki. Jangan menceboki dari arah belakang ke depan namun dari depan kebelakang. Ini dimaksudkan agar kotoran dari anus tidak terbawa ke vagina.
 Rasanya, hampir semua Moms pernah memberikan obat tradisional pada anaknya ketika sakit, termasuk saya.  Waktu itu usia Kafka baru dua bulan ketika untuk pertama kalinya saya mendapati suhu tubuhnya sedikit di atas normal. Salah seorang kakak ipar menyarankan saya untuk membalur punggung dan perut Kafka dengan potongan bawang merah yang dicampur minyak telon, alih-alih membawanya ke dokter anak. Benar saja, selang 24 jam kemudian, suhu tubuh Kafka kembali normal. 
Ternyata, bukan hanya saya, lho, yang pernah melakukan hal tersebut. Rekan kerja saya, Shinta, juga hampir selalu mengandalkan obat tradisional setiap kali putrinya, Misya (4), sakit. Andalan Mom satu anak ini adalah madu untuk mengatasi batuk. Ia biasa memberikannya pada malam hari menjelang tidur. Menurutnya, madu lebih efektif untuk meredakan batuk dibanding obat batuk, dan bisa membantu Misya tidur lebih nyenyak. Dosis pemberian madu pun sama seperti obat batuk pada umumnya, yaitu ½ sendok teh untuk anak 1 – 5 tahun. 
Ya, meski sering dianggap kuno, nyatanya tak sedikit Moms yang mengandalkan bahan-bahan alami untuk mengobati penyakit anaknya. Tak cuma Moms di Indonesia saja, lho. Di Amerika yang modern sekalipun, data American Academy of Pediatrics (AAP) menunjukkan ada 20 – 40 persen orang tua yang memberikan obat tradisional kepada anak-anaknya. Alasannya adalah faktor keamanan. Banyak orang tua menganggap bahwa obat dari dokter adalah obat-obatan kimia yang jika terlalu sering diberikan justru akan berefek negatif pada anak. Makanya, obat tradisional pun jadi pilihan, terutama untuk mengobati penyakit-penyakit ringan seperti batuk, pilek, panas, atau sekedar masuk angin. 
Meski begitu, ada hal-hal yang tetap perlu Anda perhatikan saat memberi obat tradisional pada si kecil. Konon, karena tak memiliki dosis dan takaran yang pasti, banyak Moms yang kerap mengira-ngira atau mengandalkan insting saat memberi obat tradisional. Waktu Kafka batuk, misalnya, saya membuat ramuan kencur yang diparut, diperas, kemudian ditambah madu untuk diminum. Karena waktu itu ia masih berusia 3 tahun, saya menggunakan kencur sebanyak ½ ruas jari. Beberapa minggu lalu, karena ia sudah hampir 5 tahun, saya memakai kencur lebih banyak dalam ramuan obat batuknya, yaitu 1 ruas jari. Bila tak yakin soal dosis dan takaran ini, akan lebih baik jika Anda bertanya atau mencari referensi lebih lanjut. Soalnya, ada ramuan obat tradisional tertentu yang bisa memberi dampak tak enak jika penggunaannya berlebihan, misalnya timbul rasa mual, muntah, pusing, atau diare. Begitu juga kalau dosisnya terlalu sedikit. Bisa-bisa tidak ada efeknya sama sekali, atau penyakit yang diderita anak menjadi lama sembuh. 
Tak hanya soal dosis dan aturan pakai, faktor keamanan obat tradisional juga perlu mendapat perhatian. Saya biasa mencuci hingga bersih semua bahan tanaman atau umbi yang akan digunakan sebagai obat, terutama jika bahan tersebut akan diminum oleh anak. Begitu juga dengan peralatan yang akan digunakan, misalnya panci untuk  merebus, atau kain saringan. Dengan begini, kita bisa menghindari kotoran apapun yang bisa mengontaminasi obat yang akan dibuat. 
Tapi ingat, ya, Moms, meski terbilang cukup aman, ada kondisi dan hal-hal tertentu dimana obat-obatan tradisional sebaiknya tidak lagi menjadi andalan, terutama pada anak-anak. Misalnya, jika panas tidak turun-turun dalam waktu tiga hari, atau batuk dan pilek semakin parah. Kalau itu terjadi, segeralah membawa si kecil ke dokter untuk mendapat pengobatan lebih lanjut. Karena bisa saja, si kecil menderita penyakit yang jauh lebih serius dan tak terobati dengan obat tradisional. -Van

http://www.tipsbayi.com/gigi-bayi-anda-muncul-jangan-khawatir.html 

Cara Mengatasi Anak Yang Suka Memerintah (Bossy)

http://www.tipsduniaibu.com/cara-mengatasi-anak-yang-suka-memerintah-bossy/

Pernahkan anak anda berteriak seperti ini:
“Bi….. ambilin minum donk, aku haus nih”
“Ma…suapin dunk. Aku capek nih!”
Atau anak kita minta diambilkan mainan, padahal benda itu ada di depannya. Pulang dari jalan-jalan ia sodorkan kakinya sebagai kode minta dibukakan sepatu sandalnya. Ia tampak enggan mengerjakan sesuatau yang sesungguhnya bisa ia lakukan sendiri. Dan banyak lagi tingkahnya.
Banyak anak bertingkah layaknya seperti bos atau suka memerintah yang dilakukannya kepada orangtua, kakak atau teman sebayanya. Meskipun terlihat alami dan jujur, tapi perilaku yang suka memerintah (bossy) ini tidak bisa ditoleransi. Yuk kita ketahui, penyebab dan cara mengatasinya
  1. Penyebab
Sejak kecil ada masa dimana anak balita mulai menunjukkan suka memerintah (bossy). Apalagi bila sang anak memang terlahir dengan memiliki kepribadian yang kuat, bukan karena didikkan orangtua tapi memang sifat dasar dari anak tersebut. Perilaku yang suka memerintah bisa jadi merupakan refleksi dari kepribadian yang kuat tersebut. Sifat tersebut wajar asalkan tidak menetap dan sampai menghambat pengembangan dirinya. Untuk itulah sifat-sifat khas tersebut tetap perlu diintervensi agar dapat menempati porsinya yang pas dan memberi kesempatan kepada sifat lain yang lebih baik untuk berkembang sebagai karakter anak. Untuk bisa mengatasi prilaku anak yang suka memerintah (bossy), kita harus mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Berikut ini beberapa penyebab dari sifak anak yang suka memerintah (bosy) diantaranya:
  • Sifat egosentris
Suka memerintah atau bossy sebenarnya berhubungan dengan sifat egosentris seseorang anak. Egosentris adalah sikap yang umumnya muncul pada usia 15 bulanan. Pada usia ini sang anak hanya melihat sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Si kecil berempati dan tidak mampu melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari kaca mata dirinya. Sifat ini pula yang menyebabkan anak balita selalu “here and now.” Bila ingin sesuatu harus didapat saat itu juga alias tidak mau menunggu. Misalnya pada saat tengah malam ia minta dibelikan es krim. Dia tidak mau tahu dan harus mendapatkannya saat itu juga. Contoh lainnya ketika sedang bermain dengan temannya, si kecil merebut mainan temannya. Meski temannya menangis, ia tidak peduli karena ia berpikir bahwa “saya suka, saya mau, maka saya harus dapatkan
  • Munculnya kesadaran diri (self awareness)
  • Balita mulai paham bahwa apa yang dikatakannya bisa mempengaruhi orang lain. Seperti, “Mba, ambilin susu” atau “Bukain sepatu.” Dia terbiasa, bahwa apa yang dia mau selalu disediakan dan dipenuhi orang lain dengan cara mudah. Misalnya, dengan menangis dia mendapatkan apa yang dibutuhkannya karena Anda segera datang melayaninya.
  • Adanya sifat otonom
Saat memasuki usia balita, anak mulai belajar untuk tidak lagi bergantung sepenuhnya dengan orang dewasa. Dia sudah mulai bisa jalan, bicara, dan melakukan apa pun yang diinginkannya. Hal tersebut membuat anak merasa memiliki otonomi. Sikap otonom ini sering dibarengi dengan sikap menyuruh orang lain demi mendapatkan apa yang diinginkan.
  • Sikap Bossy Orangtua
Sikap anak yang suka memerintah bisa “diperparah” bila ada model orang dewasa di sekitar anak yang selalu bersikap bossy, misalnya dia sering melihat anda saat menyuruh pengasuh hingga ia akan meniru apa yang anda lakukan atau anda sering memerintahnya atau saudaranya dengan sikap yang bossy. Pada masa ini anak sedang proses modeling, selalu meniru apa yang ia lihat. Jadi jangan salahkan anak anda bila anda sendiri tidak bisa memberi contoh yang baik.
  • Kemandirian
Pada masa ini, balita seharusnya mulai diajarkan kemandirian. Namun, beberapa orangtua terkadang terlalu memanjakan anaknya. Dengan alasan anaknya terlalu kecil, mereka tidak menerapkan peraturan yang konsisten kepada si kecil. Efeknya kemandiriannya menjadi kurang dan dia akan kurang percaya diri dalam mengembangkan dirinya. Selain itu, orangtua yang tidak membiasakan anaknya mandiri akan sering melihat anaknya menjadi suka memerintah karena ketidakmandiriaanya
Bila dilihat dari perkembangan kognitif, sifat suka memerintah (bossy) akan menghilang saat usia anak 6 tahun. Karena semakin besar anak, lingkungan sosial akan menuntut anak untuk sadar akan lingkungan, selain sadar diri. Nah, pada saat usianya menginjak 3 tahun, sebenarnya anak sudah mulai sadar akan tuntutan sosial tersebut namun perlu stimulasi dari orangtua.
Yang jelas, sifat suka memerintah (bossy) tidak akan menghilang dengan sendirinya. Karena anak merasa keenakkan. Perilaku suka perintah di usia balita jadi bisa dianggap lucu. Tapi begitu anak sudah lebih besar lagi, sifat itu akan menjengkelkan banyak orang sehingga ia akan dijauhi teman-temannya.
Sifat suka memerintah (bossy) yang dibiarkan terus, tanpa mempertimbangkan adanya aturan-aturan sosial, bisa menetap sampai si kecil beranjak dewasa dan anak akan dicap buruk oleh lingkungan. Jika sifat yang suka memerintah sudah ada sejak kecil, maka akan terbawa terus hingga anak memasuki usia sekolah. Ketika bersekolah anak berusaha untuk mencari teman, namun jika sifat tersebut tidak berubah maka anak akan mengalami kesusahan untuk bisa mendapatkan teman. Hal ini bisa memicu anak melakukan kekerasan agar bisa mendapat perhatian atau bisa diterima. Kondisi tersebut akan bertambah parah bila lingkungan menolak dan menjauhinya. Jadi segeralah bertindak sebelum anak kondisi suka memerintahnya menjadi bertambah parah.
  1. B. CARA MENGATASI ANAK YANG BERSIFAT BOSSY
Seperti yang diungkapkan salah satu psikolog, Indah Kumala Hasibuan, memiliki anak yang suka memerintah bukanlah akhir dari segalanya. Orangtua dapat berupaya mengatasinya dengan cara:
  • Ubah pola.
Kebiasaan bossy tak mudah hilang kerana balita merasa nyaman memerintah orang lain. Perlu cara agar kebiasaan ini tak berlangsung terus-menerus. Anda perlu memperhatikan cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain atau balita. Anda diharapkan lebih kreatif mencari bentuk kalimat-kalimat perintah. Misalnya, saat Anda meminta balita menaruh mainan pada tempatnya, Anda bisa mengatakan. “Sayang, nanti jangan lupa ya, mengembalikan mainan ke raknya.”
Bila memerintah pengasuh atau asisten rumah tangga sebaik tidak di depan si kecil. Bila terpaksa dilakukan, gunakan bahasa yang halus dan sopan. Misalnya, “Bi nanti tolong setelah mencuci, ambilkan baju yang berwarna merah ya!” dll.
  • Buat peraturan yang konsisten
Buatlah peraturan yang disesuaikan dengan tingkatan kemampuan anak anda. Kemudian berlakukan peraturan itu dengan konsisten. Meskipun memang masih agak sulit balita diberi pengertian. namun bagaimana pun di usia balita ini orangtua sudah harus menerapkan aturan-aturan disertai pengertian kepada anak bahwa tidak semua keinginan anak harus terpenuhi. Jadi, yang penting adalah aturan harus diberikan secara konsisten.
  • Jadilah teladan
Jadilah role model bagi anak anda. Kendalikan emosi anda dan jangan menampilkan sikap bossy pada siapa pun, termasuk pada pembantu rumah tangga karena si kecil akan mudah untuk bertingkah laku yang sama.
Bila anak sudah terlanjur bossy, coba bangun kemandiriannya dan dorong ia untuk mengerjakan segala sesuatu secara mandiri
Anda pun perlu mengurangi menampilkan sikap bossy Anda pada pengasuh atau siapa pun. Sejalan dengan itu, ajarkan anak kemandirian secara bertahap.
  • Ajarkan kemandirian
Dorong dia mengerjakan sesuatu yang bisa ia kerjakan sendiri. Jangan lupa memberi pujian jika ia mau melakukannya sendiri. Balita merasa berhasil menjadi anak yang mandiri. Ajarkan kemandirian (dari hal-hal sederhana) secara bertahap seperti cuci tangan sebelum makan, makan sendiri, buka sepatu dan lain sebagainya.
  • Tetap tenang dan focus
Bila sang anak mulai berperilaku suka memerintah terhadap orangtua, teman atau orang yang lebih tua, jangan memberikan reaksi apapun baik tertawa ataupun memarahinya. Tetaplah tenang dan katakan padanya untuk mengulangi permintaannya dengan cara yang lebih sopan
  • Jangan ikuti
Kemudian, jangan melakukan apapun untuk anak jika anak meminta sesuatu yang bisa dilakukannya sendiri. Terlebih bila dia memerintah dengan sikap yang kurang sopan. Tujuannya agar anak mengerti bahwa dirinya bukanlah bos yang bisa memerintah orang sesuka hatinya, terutama kepada orangtua.
  • Awasi kegiatan sosialnyaOrangtua diharapkan bisa mengawasi kegiatan sosialnya. Anak yag suka memerintah biasanya memiliki sedikit masalah dengan teman-temannya. Dia akan kurang disukai temannya karena sikapnya yang suka memerintah. Ajarkan kepadanya bagaimana berprilaku sopan dan tidak memaksakan kehendak seenaknya kepada orang lain.
  • Beri pujian dan tetap menghargainya
Jika anak mau berbagi mainan dengan temannya secara sopan berilah pujian atas perilaku baiknya tersebut. Namun, jika anak menunjukkan sikap suka memerintah di depan teman-temannya, maka jagalah emosi anda. Beritahu dia dengan cara membisikkannya bukan memarahinya. Dengan cara itu, anak merasa dihargai dan tidak merasa malu di depan teman-temannya.
Tapi, jika anak tetap pada sikapnya setelah diperingati, jauhkan dia dari teman-temannya dan katakan bahwa anda akan membawanya pulang jika anak anda tidak berperilaku baik.
  • Bermain dan berkompetisi
Sering-seringlah mengajak anak anda dalam berbagai permainan kompetitif di rumah. Pupuk rasa sportifitas dan kerjasamanya dengan memasukkannya dalam tim olahraga.
  • Cari akar permasalahan
Jika anak ditinggalkan oleh teman-temannya karena terus menerus bersikap suka memerintah, jangan terlalu bersimpati. Sebaliknya cobalah untuk membantunya mengatasi kelakuan tersebut. Beri dia pengertian, cobalah untuk membuat anak terbuka terhadap anda sebagai orangtuanya, sehingga anda bisa mengetahui apa yang menjadi pemicu perilaku anak yang suka memerintah.
Demikian beberapa kiat yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi anak yang suka memerintah (bossy). Semoga bermanfaat :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar