Senin, 24 September 2012

MINI MARKET

Cara Jitu Sukses Mendirikan Mini Market

Jika saat ini Anda berpikir dan memutuskan untuk memulai bisnis retail, hal itu merupakan keputusan yang sangat tepat. Dimana pada masa sekarang banyak masyarakat baik golongan menengah maupun bawah yang mengadopsi gaya hidup modern dan mengutamakan kenyamanan dan kemudahaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu kita melihat fenomena menjamurnya mini market di seluruh Indonesia.

Pada kenyataannya banyak sekali dijumpai pemilik rumah di pinggir jalan yang menyulap rumahnya untuk menjadi tempat berbisnis seperti kios, toko, kedai, dan lain- lain menjadi mini market dadakan namun belum dikelola secara baik dan benar sehingga tidak jarang usaha tersebut tidak dapat bertahan lama. Tentu saja karena mereka belum memiliki ilmu yang benar bagaimana mengelola dan mengembangkan bisnis retail tersebut.
Beberapa cara jitu untuk mendirikan mini market dapat Anda jadikan pertimbangan sebelum benar- benar memutuskan untuk memulai bisnis di bidang ritel ini.
1. Memilih tempat yang strategis untuk mendirikan usaha, hal ini berlaku mutlak untuk Anda, karena tempat yang strategis merupakan awal yang baik dalam dunia bisnis ritel. Lakukanlah survey di beberapa tempat, pilihlah yang benar- benar menghadirkan banyak prospek (calon pembeli) untuk mini market Anda nanti. Survey tidak perlu terburu- buru, Anda harus melihat dan menilai lokasi itu dengan jeli.
2. Mendirikan bangunan yang permanen, banyak kesalahan dilakukan oleh banyak pebisnis dengan mendirikan bangunan yang semi permanen, atau tidak permanen dalam memulai usaha dengan alasan berhemat. Ini adalah kesalahan besar, beberapa pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa bangunan permanen sebuah mini market memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Apalagi kondisi konsumen di Indonesia dewasa ini cenderung mempertimbangkan prestise tempat berbelanja.
3. Menetapkan konsep pelayanan dalam mini market, Anda bisa mulai menetapkan konsep semi swalayan atau full swalayan. Pahami dulu karakter prospek (konsumen) yang mengunjungi tempat Anda, jika mereka menyukai pelayanan dengan konsep full swalayan, maka didiklah karyawan mini market Anda untuk memberikan pelayanan tersebut.
4. Menetapkan target konsumen, Anda perlu menetapkan siapa yang akan menjadi target pertama konsumen Anda. Target konsumen utama adalah kelompok calon pembeli yang diharapkan secara kontinyu berbelanja di toko atau mini market Anda. Dengan mengetahui target konsumen Pertama Anda bisa menyediakan produk-produk dalam toko atau mini market secara proporsional. Tidak melimpah ataupun tidak kekurangan.
5. Membuat varian barang yang dijual, banyaknya varian barang juga mempengaruhi kunjungan konsumen. Buatlah varian yang menarik dan dibutuhkan konsumen.


Konsep Pelayanan Dalam Mini Market

Dalam manajemen pengelolaan layanan konsumen didalam mini market ada dua opsi yang pilihan swalayan penuh atau semi swalayan. Sebenarnya kedua jenis layanan ini selalu berdampingan tergantung situasi dan kondisi.


Swalayan penuh itu berarti memberikan kebebasan kepada calon konsumen untuk melihat, mengambil dan membawa barang sendiri ke kasir untuk dibayar. Jenis pelayanan ini tentu saja memerlukan ruang / space dispay / pajang yang memadai sehingga barang bisa mudah dilihat, dijangkau calon konsumen. Pemilik / pengelola toko hanya terlibat dalam menghitung jumlah belanjaan, kemudian menerima pembayaran dari pembeli saja.

Semi Swalayan adalah jenis pelayanan dimana ada batas-batas tertentu yang tidak memungkinkan calon konsumen untuk melihat, dan mengambil barang secara langsung, harus meminta bantuan pemilik atau pelayan toko. Biasanya pelayanan jenis ini berlaku pada produk yang dijual dengan karakter harga mahal jadi rawan kejahatan, gampang rusak atau dalam jumlah besar pembeliannya.

Pada umumnya sebuah toko yang menerapkan konsep mini market menggunakan konsep layanan ini secara berdampingan. Kadang bersamaan mengingat kedua jenis pelayanan ini sangat di pengaruhi oleh :

Karakter Calon konsumen.
Bagi seorang pengelola usaha apapun kunci utama kesuksesan yang harus di kuasai adalah kemampuan mengenal calon pembeli. Seorang pengelola toko harus bisa “menebak” karakter calon konsumen dari pandangan pertama. Dari raut wajah, sinar maa, po;ah tingkah serta gerak-gerik seorang pengunjung sudah bisa di ‘tebak‘ orang tersebut berniat beli atau tidak?’

Kalau menurut anda pengunjung tersebut adalah orang yang sudah dikenal (sering datang belanja) dan memang berniat membeli, maka cukup di bimbing kea rah produk yang di butuhkan. Cukup awasi dari jauh, biarkan pengunjung melihat, mengambil dan membawa barang sendiri. Ini berarti konsep pelayanan pertama diterapkan.

Akan tetapi lain cerita kalau dari awal sudah ‘tebak’ bahwa pengunjung yang datang tidak berniat membeli alias berniat kurang baik. Langkah yang harus di lakukan adalah mendampingi dari awal sampai akhir atau pengunjung keluar dari toko. Mengambilkan barang, memperlihatkan serta membawa barang belanjaan ke kasir. Meminimalisasi sentuhan langsung dari calon pembeli terhadap barang. Jenis pelayanan Semi Swalayan yang kita terapkan kepada karakter konsumen seperti ini.

Karakter Barang yang dijual
Berbagai macam barang memiliki keunikan terntentu, seperti mudah pecah, mudah habis atau harga produk yang relative mahal. Ini perlu dilakukan perlakuan khusus.

Barang-barang seperti perfume dan kosmetik biasanya mudah pecah dan gampang habis. Produk-produk ini tidak bisa diberikan kebebasan kepada calon konsumen, karena mereka akan mencoba – coba (bau dan rasa), kalau mereka jadi membeli tidak terlalu menjadi masalah. Akan tetapi tidak jarang ada beberapa pengunjung yang hanya mau mencari keuntungan sendiri, pura-pura ingin membeli perfume dengan menyemprot langsung kebadan mereka, padahal tujuannya hanya ingin menggunakan pengharum tanpa harus membeli.

Susu kaleng yang dewasa ini relative mahal sebagai contoh barang mahal yang tidak bisa diberikan kebebasan bagi calon konumen untuk mengambil sendiri. Salah satu jenis produk yang sering menjadi sasaran pencurian adalah kelompok barang tersebut.

Kesimpulannya kedua jenis pelayanan ini dipergunakan secara bersamaan. Situasi dan kondisi sangat berpengaruh. Hanya pengelola toko yang dapat menentukan kapan konsep pelayanan tersebut dipergunakan


Setelah mengetahui apa pengertian mini market, bisa menentukan lokasi yang sesuai, serta menetapkan target konsumen mini market atau toko, kini saat mencari tahu Barang apa saja yang di jual sebuah mini market atau toko.

Pada dasarnya tidak ada patokan tentang jumlah dan jenis barang yang bisa di pajang di etalase mini market atau toko. Akan tetapi paling tidak kita merefleksi sedikit tentang arti dari mini market itu sendiri. Tentunya mendekati keinginan pasar, sekali belanja bisa mendapatkan berbagai macam kebutuhannya. Berarti varian barang yang ditawarkan juga harus variatif.

Pertimbangan kedua, dengan memperhatikan target konsumen yang telah dibuat sebelumnya. Disini kita harus pandai-pandai mencari tahu apa saja keperluan dan kebutuhan dari target konsumen pertama. Jangan sampai orang terdekat membutuhkan suatu barang, ternyata serba tidak tersedia. Ini merupakan awal yang kurang baik, karena mereka inilah yang menjadi nasabah atau kosumen pertama. Jadi harus dilayani dengan baik salah satu caranya dengan menyiapkan barang kebutuhan mereka. Meskipun jumlah tidak banyak yang penting lengkap dan ada.

Sedangkan target konsumen utama, menjadi inspirasi dalam usaha mendatangkan barang dalam jumlah yang banyak. Ini perlu di perhatikan secara bertahap. Biasanya pada awal-awal membuka usaha, hal ini kurang bisa di antisipasi. Akan tetapi seiring dengan tekad dan kemauan untuk mencari tahu, maka problem ini bisa diatasi secara perlahan. Jumlah persediaan barang untuk kelompok ini sedikit lebih banyak; mungkin dua kali lipat dari prediksi kebutuhan.

Dari langkah tersebut bisa terisi sudah toko atau mini market dengan produk kebutuhan masyarakat. Dimulai dari kebutuhan sekitarnya baru melangkah untuk kebutuhan masyarakat luar dari lingkungan.

Berdasar pengamatan dan pengalaman saya sendiri sebagai pelaku bisnis ini, macam jenis produk untuk mengisi mini market sangat banyak dan luas. Sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kemampuan daya tampung ruang dan rak display. Akan tetapi pada umumnya kita bisa menjumpai isi toko atau mini market seperti :
Rokok, mie instans, minyak makan, barang-barang toiletries, alat kencantikan / cosmetic, susu bubuk dan kental manis, aneka biscuit dan roti basah, miniman ringan bersoda atau tidak dengan kemasan yang beraneka (kotak, kaleng, botol), perlengkapan rumah tangga, bahan kue, pembasmi serangga, obat-obatan bebas, alat listrik dan tukang praktis, alat tulis, perlengkapan baby dan bisa di tambahi dengan mainan anak-anak.

Kalau di lihat jenis dan macamnya relative banyak, jadi tidak bisa langsung dilakukan dalam satu tahap. Sediakan beberapa kebutuhan tersebut secara bertahap.Bisa ditambah atau di inovasi sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat. Demi kemudahan dalam pengelolaan inventori, kelompokkan barang – barang tersebut dalam dua kelompok besar lagi yakni Kelompok barang utama dan kelompok barang pelengkap. Hal ini untuk menghindari jangan sampai terjadi kelebihan stok pada barang-barang yang sebenarnya tambahan saja.

Dengan mengandalkan dasar-dasar di atas serta di lambari dengan daya kepekaan kita dalam pemenuhan kebutuhan orang lain, maka mini market kita bisa terisi mendekati ideal.

Sangat perlu di buat rencana tentang barang apa saja yang akan di sediakan, maka kelak dalam usaha pengisian barang-barang tidak akan mengalami kebingungan. Disamping itu kita juga bisa memanfaatkan uang modal semaksimal mungkin

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar